Sebuah kisah
renungan yang sangat dalam menyentuh hati bagi siapa saja anda yang
membacanya !! Artikel ini saya dapat dari sahabat blogger yang saya
sendiri lupa namanya. dan kejadian ini sedikit agak lama dan kebetulan
saya dapat dari Forum sebelah. Saya hanya meneruskan dan berbagi sesuatu
untuk kita semua. dalam artikel ini kata-kata yang di sajikan cukup
dalem bisa buat kita untuk sejenak merenung betapa besarnya jasa orang
tua terhadap kita gan.
Silahkan simak baik-baik gan
Gan mungkin kita seringkali seret sama rezeki,
bener kan? Kadang-kadang kita bingung sebenernya kenapa sih Yang Maha
Kuasa tidak mengabulkan doa/keinginan kita, apa Tuhan mau nguji kita
atau Tuhan udah enggak sayang sama kita ?
Eits gan, saya
saranin jangan pernah ngomong gitu. Tuhan emang selalu memberikan yang
terbaik buat kita-kita orang, "tapi kok udah banting tulang kerja
seharian hidup tetep gini-gini aja (gerutu agan, hihihi)".
Sebenernya
Tuhan bukan tidak mau mengabulkan doa atau mewujudkan keinginan kita,
Justru kitalah yang enggak mau mematuhi hukum-hukum Dia yang disebut
hukum LOA* ( Law of Attraction ). Ingatlah, doa itu terkait erat dengan
LOA. Terbukti, orang Atheis sekalipun dapat mewujudkan impiannya,
semata-mata karena ia mematuhi hukum-hukum LOA.
LOA = Hukum Tarik-Menarik (Law of Attraction)
yang intinya kurang lebih seperti ini : apa yang anda pikirkan, itulah
yang semesta berikan. Boleh juga dibilang, pikiran Anda-lah yang menarik
segala sesuatu itu terjadi.
Saat kita berusia 1 tahun. orangtua memandikan dan merawat kita. Sebagai balasannya, kita malah menangis di tengah malam.
Saat kita berusia 2 tahun. orangtua mengajari kita berjalan. Sebagai balasan, kita malah kabur ketika orangtua memanggil kita.
Saat kita berusia 3 tahun. orangtua memasakkan makanan kesukaan kita. Sebagai balasannya, kita malah menumpahkannya.
Saat
kita berusia 4 tahun. orangtua memberi kita pensil berwarna. Sebagai
balasannya, kita malah kita malah mencoret-coret dinding dengan pensil
tersebut.
Saat
kita berusia 5 tahun. orangtua membelikan kita baju yang bagus2.
Sebagai balasannya, kita malah mengotorinya dengan bermain-main lumpur.
Saat
kita berusia 10 tahun. orangtua membayar mahal2 uang sekolah dan uang
les kita. Sebagai balasannya, kita malah malas2an bahkan bolos.
Saat
kita berusia 11 tahun. orangtua mengantarkan kita ke mana2. Sebagaii
balasannya, kita malah tidak mengucapkan salam ketika keluar rumah.
Saat
kita berusia 14 tahun. orangtua pulang kerja dan ingin memeluk kita.
Sebagai balasannya, kita malah menolak dan mengeluh, "Papa, Mama, aku
sudah besar!"
Saat
kita berusia 17 tahun. orangtua sedang menunggu telepon yg penting,
sementara kita malah asyik menelepon teman2 kita yg tidak penting.
Saat
kita berusia 18 tahun. orangtua menangis terharu ketika kita lulus SMA.
Sebagai balasannya, kita malah berpesta semalaman dan baru pulang
keesokan harinya..
Saat
kita berusia 19 tahun. orangtua membayar biaya kuliah kita dan
mengantar kita ke kampus pada hari pertama. Sebagai balasannya, kita
meminta mereka berhenti jauh2 dari gerbang kampus.
Saat
kita berusia 22 tahun. orangtua memeluk kita dengan haru ketika kita
wisuda. Sebagai balasan, kita malah bertanya kepadanya, "Papa, Mama,
mana hadiahnya? Katanya mau membelikan aku ini dan itu?"
Saat
kita berusia 23 tahun, orangtua membelikan kita sebuah barang yg kita
idam2kan. Sebagai balasan, kita malah mencela, "Duh!Kalau mau beli apa2
untuk aku, bilang2 dong pah!"
Saat
kita berusia 27 tahun, orangtua membantu membiayai pernikahan kita.
Sebagai balasan, kita malah pindah ke luar kota, meninggalkan mereka dan
menghubungi mereka hanya dua kali setahun.
Saat
kita berusia 30 tahun, orangtua memberi tahu bagaimana merawat bayi.
Sebagai balasan, kita malah berkata,"Papa, Mama zaman sekarang sudah
beda. Nggak perlu lagi cara2 kaya dulu."
Saat
kita berusia 40 tahun, orangtua sakit2an dan membutuhkan perawatan.
Sebagai balasan, kita malah beralasan,"Papa, Mama, aku sudah
berkeluarga. Aku punya tanggung jawab terhadap keluargaku."
Dan
entah kata2 apalagi yg pernah kita ucapkan kepada orangtua kita. Bukan
mustahil, itu yg menyumbat rezeki dan kebahagiaan kita selama ini.
Saya sadar gan,
selama ini mungkin saya banyak nentang orang tua. Saya merasa lebih
have fun sama temen-temen saya daripada sama orang tua. Padahal orang
tua lah yang sebenernya paling care sama kita, kebutuhan apa pun selalu
mereka usahakan untuk kita. Tapi apa balesan saya, selama ini cuma
nyusahin mereka aja gan. Tapi saya selalu berharap suatu saat saya mau
berangkatin mereka ke tanah suci, atau setidaknya membalas jasa-jasa
kebaikan beliau selama ini, dengan memanjakan serta menyenangkan beliau
gan. Amin.
Mungkin ada
benernya juga sih gan, kadang usaha saya juga tersendat-sendat. Setelah
saya pikir-pikir, mungkin saya perlu pendekatan lebih kepada orang tua.
Pepatah abadi juga mengatakan, "Surga ada di bawah telapak kaki ibu".
So, semoga kita semua mau berubah ya gan untuk selalu berbakti pada
orang tua kita, seburuk apa pun mereka, tetap mereka adalah yang membuat
kita terlahir ke dunia ini dan mereka lah yang mengajari kita ketika
kita tidak tahu apa2.
SEMOGA ARTIKEL INI BERMANFAAT & BISA DI JADIKAN RENUNGAN UNTUK KITA SEMUA
4 komentar
Masyaallah, gan. Artikel ini telah mengingatkan saya kepada almarhum orang tua saya...Mudah2an selalu ingat dan mendoakan orang tua yg telah tiada. Curhat jadinya, gan...
Iya saya juga jadi inget Orang tua :)
Moga mereka baek baek saja dan diberi umur panjang.
Terima kasih kunjungannya gan....
Menarik Mas. Bisa menjadi renungan untuk teman2 terlebih saya pribadi
terimakasih banyak infonya sobat.. bahan instrospeksi diri.
Posting Komentar
Alangkah bahagianya saya kalau kawan mau berbagi ilmu dan menyampaikan saran serta kritikannya